ADVERTISEMENT

Banci Penduduk, Cermin Kecemasan? Inilah Perbedaan Bahasa Malaysia dan Indonesia Yang Akan Bikin Kamu Ketawa

Article published by author, not representing abigcan’s views. Authorized by abigcan.

ADVERTISEMENT
Cermin kecemasan: Emergency Glass

Saya adalah mahasiswa Indonesia. Ketika saya menjalani magang di Malaysia, saya sering naik Bus RapidKL, mereka sangat nyaman dan sekarang saya mulai merindukannya, hehe. Setiap kali saya berada di dalam bus, saya tidak bisa menahan senyum melihat tulisan “Cermin Kecemasan” di jendela bus. Dalam Bahasa Melayu Malaysia, ini berarti “Emergency Glass (jendela)”, sementara saya membaca dan menafsirkannya dengan perspektif Indonesia, bahwa dalam Bahasa Indonesia ini berarti “Cermin Kecemasan”. Saya selalu membayangkan Doraemon memberikan sebuah alat yang mirip cermin dari saku 4 dimensi miliknya dan mengatakan ini… “Cermin Kecemasan”!

Banci Penduduk: Sensus Penduduk

Pembaruan: Saya juga selalu ingin tertawa ketika melihat pamflet atau billboard di Malaysia yang bertuliskan “Banci Penduduk” (sensus penduduk). Di Indonesia ini berarti “Ladyboy of Society”.

Butuh air = Alat kelamin waria?

Dan baru-baru ini, mulai umum bagi orang Indonesia untuk bertanya kepada teman yang haus atau tidak konsentrasi “Butuh Aqua?” (Bahasa Indonesia: Butuh air?) Tapi saya diberitahu oleh teman Malaysia saya bahwa “Butuh Aqua” di Malaysia berarti “penis Ladyboy”.

Sila berkaki ayam = tolong lepas alas kaki?

Dalam perjalanan pulang ke apartemen setelah bekerja, biasanya saya melakukan shalat Ashar di sebuah masjid dengan tanda yang menyatakan “Sila berkaki ayam” di dekat tempat wudhu. Saya langsung memahami makna sebenarnya dari teks ini (Silakan masuk dengan kaki telanjang, Bahasa Melayu), tapi saya memikirkannya lagi dari perspektif Indonesia, yang secara harfiah bisa berarti “Prinsip Memiliki kaki ayam” dalam Bahasa Indonesia.

Dan… yang ini… sebagai orang Indonesia saya tidak bisa mempercayai bangunan ini ada!

Bangunan ini bukan kantornya viagra kan ya?

Lihat namanya! Saya sangat tertawa melihat bangunan ini. Saya tidak tahu apa pertimbangan dalam penamaan bangunan ini, tapi untungnya mereka memilih kata “Plaza” daripada “Menara”… Karena jika begitu, bagi orang Indonesia itu akan berarti “Menara Rayu”.

Ada semacam semboyan nasional di kedua negara yang sangat populer di kalangan generasi muda, terutama untuk urusan olahraga nasional, yang kira-kira berbunyi “Indonesia/Malaysia bisa melakukannya!”. Di Indonesia disebut “Indonesia Bisa!” dan di Malaysia disebut “Malaysia Boleh!”. Kedua negara akan tertawa ketika melihat semboyan masing-masing pada awalnya… Karena bagi orang Indonesia, “Malaysia Boleh!” berarti “Malaysia diperbolehkan!” dan di Malaysia “Indonesia Bisa!” berarti “Indonesia berbisa!”. Terdengar aneh, ya?

Dan masih banyak lagi… mungkin Anda tidak akan percaya 🙂

Saya selalu bertanya-tanya apakah ada kasus serupa di negara-negara tetangga lainnya di dunia seperti Indonesia-Malaysia?

ADVERTISEMENT

Article published by author, not representing abigcan’s views. Authorized by abigcan.

Add Comment