Beginikah Kelakuan Manusia Ketika Dunia Akan Kiamat?

Kesulitan dalam mensimulasikan kondisi dunia kiamat

Mempelajari reaksi dan perilaku manusia di tengah kiamat dunia merupakan tugas yang sangat kompleks. Jika penelitian dilakukan sebelum dunia benar-benar kiamat, hasilnya mungkin tidak akurat karena situasi masih normal. Sebaliknya, jika penelitian dilakukan saat dunia sedang mengalami kehancuran, minat terhadap hasil penelitian mungkin tidak begitu tinggi karena orang-orang pada saat itu fokus pada masalah yang lebih mendesak. Mengamati perilaku manusia ketika asteroid mendekati Bumi menjadi tantangan karena sulit untuk mendapatkan partisipasi dalam penelitian pada saat yang kritis.

Untuk mensimulasikan situasi dunia kiamat, peneliti memutuskan untuk melakukan penelitian di dalam game “Age of Sail”

Sebuah tim peneliti berusaha menemukan pendekatan alternatif dalam mempelajari perilaku manusia pada masa kiamat, dengan menghindari kendala tersebut melalui penggunaan simulasi permainan komputer. Mereka menggunakan permainan peran online multipemain yang luas dengan dunia terbuka yang dikenal sebagai “Age of Sail”. Dalam eksperimen ini, para pemain dapat menjalankan tugas, menjelajahi, meningkatkan level, dan mengumpulkan peralatan seperti yang biasa mereka lakukan. Namun, setelah 11 minggu berlalu, para pemain diberitahu bahwa server akan dihapus, sehingga kemajuan dan karakter mereka akan hilang.

Player diberitahu jika game ini akan dihapus

Tim ini meyakini bahwa menghapus dunia virtual tersebut menjadi representasi yang baik dari kiamat dunia nyata, sehingga pemain tidak perlu khawatir akan konsekuensi perilaku mereka. Mereka berharap bahwa ini dapat membantu menjawab pertanyaan yang telah lama ada, yaitu apakah manusia akan mengabaikan idealisme moral saat menghadapi kiamat.

Perubahan perilaku setelah pengumuman dikeluarkan

Dalam analisis mereka terhadap lebih dari 270 juta catatan perilaku pemain dalam permainan, termasuk data peningkatan level dan log misi, tim ini mencoba melihat apakah ada perubahan perilaku saat kiamat dunia semakin dekat. Secara umum, permainan tersebut relatif damai, kecuali dalam beberapa kasus tertentu di mana pemain melakukan tindakan pembunuhan.

Pemain jadi cenderung menjadi penyendiri dan antisosial

“Temuan kami menunjukkan bahwa secara umum tidak ada perubahan perilaku yang signifikan, namun terdapat beberapa kasus tertentu yang menunjukkan kecenderungan perilaku antisosial, seperti membunuh pemain lain,” tulis tim peneliti tersebut. “Kami juga menemukan bahwa, bertentangan dengan pepatah yang mengatakan bahwa ‘walaupun dunia akan hancur besok, saya masih akan menanam pohon apel saya’, para pemain justru mengabaikan kemajuan karakter mereka dan menunjukkan penurunan yang tajam dalam penyelesaian misi, tingkat, dan perubahan kemampuan saat mendekati akhir percobaan.”

Pemain jadi kehilangan motivasi untuk berkembang

Secara keseluruhan, saat kiamat dunia tiba, manusia kemungkinan tidak akan banyak menghabiskan waktu untuk peningkatan diri seperti berlari. Tim peneliti menyatakan bahwa orang-orang yang bertahan hingga akhir permainan cenderung menjadi yang paling damai dan memiliki tingkat kesetiaan permainan yang tinggi. Di sisi lain

Hilangnya rasa tanggung jawab

mereka yang memilih keluar dari permainan, yang tim sebut “pemain yang mengalir”, cenderung menunjukkan perilaku antisosial yang paling tinggi, seperti membunuh pemain lain, karena mereka kehilangan rasa tanggung jawab dan keterikatan pada permainan.

Meskipun tim ini menekankan bahwa penelitian ini tentu memiliki keterbatasan dalam hal permainan yang digunakan, dunia kiamat yang cukup damai, dan kadang-kadang muncul perilaku sosial yang progresif di tahap akhir.

Studi ini diterbitkan dalam Prosiding Kertas Pendamping Konferensi World Wide Web Internasional ke-26 dan prapercetakannya (belum melalui peninjauan oleh rekan sejawat) tersedia di arXiv.