ADVERTISEMENT

Suku Himba: Tradisi Unik Suguhkan Istri Gratis untuk Digauli Tamu Hingga Puas

Article published by author, not representing abigcan’s views. Authorized by abigcan.

ADVERTISEMENT

Setiap suku memiliki tradisi sendiri-sendiri yang diwariskan dari nenek moyang mereka. Namun, tak banyak yang tahu tentang tradisi unik suku Himba di barat laut Namibia. Wanita dari suku Himba, misalnya, dikenal sebagai wanita paling cantik di seluruh benua Afrika. Mereka memiliki ciri khas berupa tubuh terbalut tanah merah yang membuatnya mudah dikenali.

Ternyata, wanita Himba tidak mandi karena hidup di daerah yang sangat ekstrem dan tidak memiliki akses air. Namun, bukan berarti mereka tidak membersihkan diri. Mereka membersihkan tubuh dengan cara mengasapi seluruh tubuh dengan asap yang dihasilkan dari arang dan tanaman herbal. Setelah berkeringat, wanita Himba membaluri tubuh mereka dengan pasta otjize yang terbuat dari lemak mentega, scrub omuzumba, dan oker. Pasta ini berfungsi untuk melindungi kulit dari teriknya matahari gurun dan gigitan serangga.

Namun, yang membuat suku Himba begitu terkenal dan mengejutkan adalah tradisi mereka dalam memuliakan tamu. Sang suami tak segan-segan menawarkan istrinya kepada tamu yang datang ke rumahnya. Namun, selayaknya tradisi lainnya, izin tersebut hanya akan diberikan jika sang suami merasa senang dengan tamu yang datang.

Bila tamu menerima tawaran tersebut, sang suami akan tidur di kamar lain atau bahkan di luar rumah. Tamu pun bebas menggauli istri pemilik rumah semalaman sampai puas. Meski terdengar vulgar, bagi suku Himba, tradisi ini memiliki arti tersendiri. Selain sebagai bentuk penghargaan terhadap tamu, tradisi ini juga bertujuan untuk mengurangi kecemburuan dan membina hubungan dengan tamu yang datang. 

Namun, di balik tradisi ini, terdapat peran penting yang dimainkan oleh wanita di suku Himba. Meskipun tradisi ini memperbolehkan pemilik rumah untuk menawarkan istrinya, namun wanita Himba juga memiliki kebebasan dalam mengambil sebuah keputusan. Namun, hal ini tentu saja tidak mudah, mengingat budaya patriarki yang masih kental di suku Himba.

Dalam kesimpulannya, tradisi unik suku Himba ini menjadi salah satu warisan nenek moyang yang patut dijaga dan dipahami. Meskipun terlihat aneh bagi sebagian orang, namun tradisi ini memiliki makna dan arti tersendiri bagi suku Himba.

Namun, di balik tradisi ini, terdapat peran penting yang dimainkan oleh wanita di suku Himba. Meskipun tradisi ini memperbolehkan pemilik rumah untuk menawarkan istrinya, namun wanita Himba juga memiliki kebebasan dalam mengambil sebuah keputusan. Namun, hal ini tentu saja tidak mudah, mengingat budaya patriarki yang masih kental di suku Himba.

Dalam suku Himba, wanita biasanya memiliki sedikit sekali pendapat dalam mengambil sebuah keputusan. Mereka harus tunduk pada suami dan keluarga laki-laki mereka. Namun, dalam tradisi ini, wanita Himba memiliki hak untuk menentukan apakah tamu tersebut layak atau tidak untuk mendapatkan izin dari suami mereka. Jika mereka merasa tidak nyaman atau tidak senang dengan tamu tersebut, maka mereka bisa menolak tawaran tersebut.

Meskipun tradisi ini terlihat aneh bagi sebagian orang, namun bagi suku Himba, ini adalah cara untuk membangun hubungan yang baik dengan orang lain. Selain itu, tradisi ini juga merupakan bentuk penghormatan terhadap tamu yang datang ke rumah mereka. Sang pemilik rumah berharap tamu yang datang akan merasa dihargai dan merasa sebagai bagian dari keluarga mereka.

Namun, di era modern ini, tradisi ini mulai mengalami pergeseran. Seiring dengan pengaruh budaya barat yang semakin kuat, tradisi ini mulai ditinggalkan oleh beberapa keluarga Himba. Mereka mulai melihat tradisi ini sebagai bentuk pelecehan yang tidak pantas. Namun, masih banyak keluarga Himba yang mempertahankan tradisi ini sebagai bagian dari warisan nenek moyang mereka.

Dalam kesimpulannya, tradisi unik suku Himba ini memang terkadang mengejutkan bagi sebagian orang. Namun, kita harus memahami bahwa setiap suku memiliki tradisi dan kepercayaan yang berbeda-beda. Kita harus menghormati dan memahami tradisi mereka sebagai bentuk penghargaan terhadap keragaman budaya yang ada di dunia ini.

ADVERTISEMENT

Article published by author, not representing abigcan’s views. Authorized by abigcan.

Add Comment